Site icon Bantenhub.id

IMC Gelar Refleksi September Hitam di Cilegon, Desak Negara Tuntaskan Kasus HAM Masa Lalu

CILEGON, BANTENHUB.ID – Ikatan Mahasiswa Cilegon menggelar refleksi September Hitam di Landmark Cilegon, sekaligus menyerukan pentingnya menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia.

Ketua Umum IMC Ahmad Maki menegaskan September bukan hanya tragedi 1965, melainkan juga momentum mengenang rentetan peristiwa kelam bangsa.

Ia mencontohkan peristiwa kelam itu mencakup pembunuhan aktivis Munir, tragedi Tanjung Priok, kasus Salim Kancil, serta penembakan mahasiswa Semanggi.

Maki menilai semua peristiwa tersebut menjadi simbol nyata perjuangan rakyat melawan ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang masih berlanjut.

“September Hitam adalah momentum perlawanan moral, kami akan terus bersuara sampai kebenaran tegak dan keadilan benar-benar terwujud,” tegasnya.

Empat Sikap Tegas

Ia menambahkan maraknya kekerasan terhadap rakyat menunjukkan negara gagal melindungi, sehingga rakyat perlu terus bergerak menuntut perlindungan hukum adil.

Melalui refleksi tersebut, IMC menyampaikan empat sikap tegas yang berisi desakan, penolakan, pengingat demokrasi, serta ajakan melawan lupa.

Pertama, IMC mendesak negara segera menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia masa lalu secara transparan, menyeluruh, konsisten, dan bertanggung jawab.

Kedua, IMC menolak keras berbagai bentuk represi terhadap gerakan rakyat, mahasiswa, maupun aktivis yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan bangsa.

Ketiga, IMC menegaskan demokrasi sejati hanya bisa terwujud jika negara berpihak pada rakyat, bukan sekadar melayani kepentingan elit.

Keempat, IMC mengajak masyarakat lebih peka terhadap sejarah, sebab melupakan tragedi bangsa hanya akan membuat kesalahan kelam terulang.

Menurut Maki, refleksi September Hitam bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan juga memperkuat kesadaran generasi muda terhadap persoalan bangsa.

Ia berharap masyarakat Cilegon dan seluruh Indonesia bersatu menolak semua bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang masih terus berlangsung.

Refleksi tersebut kemudian ditutup dengan ajakan kepada masyarakat agar lebih aktif memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan bersama.

“Jangan pernah melupakan sejarah, karena melupakan sama saja mengulang kesalahan yang sama,” pungkas Maki menutup refleksi September Hitam.

Dengan gaung kuat yang diusung IMC, refleksi September Hitam di Cilegon menegaskan penegakan hak asasi manusia sebagai kewajiban mutlak negara. (red)

Exit mobile version