CILEGON, BANTENHUB.ID – Kinerja BPRS-CM mencatat CAR naik dari 77,16 persen di Mei menjadi 77,73 persen pada Juni 2025 ini.
Angka tersebut memperlihatkan kinerja BPRS-CM sangat kuat secara permodalan karena melampaui ambang minimum OJK sebesar 8 persen.
Bank memiliki cadangan modal yang mampu menyerap risiko kerugian dari kegiatan usaha dengan level keamanan yang sangat tinggi.
“Permodalan kita kuat, tapi bank belum optimal menyalurkan dana untuk pembiayaan produktif,” kata Rahmatulloh, Wakil Ketua Komisi III DPRD.
NPF turun dari 16,46 persen menjadi 16,32 persen, namun rasio ini tetap jauh melampaui ambang batas sehat lima persen.
Data tersebut menunjukkan pembiayaan bermasalah menumpuk dan menimbulkan risiko gagal bayar tinggi yang membebani kinerja pembiayaan.
“NPF di atas lima belas persen itu lampu merah, manajemen wajib selektif dan perkuat kontrol risiko,” ujar Rahmatulloh tegas.
Bank masih mencatat ROA negatif, meskipun nilai kerugiannya menurun dari minus 5,76 persen menjadi minus 5,31 persen pada Juni.
“ROA negatif artinya aset belum menghasilkan laba, harus jelas apakah perbaikan dari efisiensi atau peningkatan pendapatan,” katanya.
BOPO menurun dari 168,31 persen menjadi 161,82 persen, tetapi nilai ini tetap menggambarkan biaya operasional jauh lebih besar.
“BOPO yang tinggi menunjukkan ketidakefisienan, bank terus rugi karena pengeluaran tidak terkendali,” jelas Rahmatulloh dalam pernyataannya.
Cash Ratio naik dari 4,49 persen ke 5,41 persen, tetapi rasio tersebut tetap tergolong rendah dan mencerminkan keterbatasan likuiditas.
“Bank belum siap penuhi kewajiban jangka pendek, perbaiki pengelolaan kas tanpa mengorbankan pendapatan,” ungkap Rahmatulloh.
Modal Kuat, Tapi…
Rahmatulloh menyimpulkan kinerja BPRS-CM ditopang modal kuat, namun pembiayaan buruk, ROA negatif, dan likuiditas masih rentan.
Bank perlu membenahi kualitas pembiayaan dengan memperketat seleksi nasabah, memperbaiki portofolio, dan mengendalikan risiko internal.
“Modal besar harus bank salurkan ke sektor produktif, bukan dibiarkan mengendap tanpa hasil,” ucap Rahmatulloh serius.
Ia meminta wali kota segera keluarkan SK agar seluruh OPD mendukung penempatan dana di BPRS-CM demi memperkuat pendanaan.
Rahmatulloh mendesak BUMD menambah deposito dan tidak menarik dana dalam waktu dekat demi menjaga kepercayaan nasabah.
“Bank butuh direksi baru sekarang juga, agar pengambilan keputusan segera berjalan,” katanya dalam penegasan kepada media.
Rahmatulloh menegaskan pentingnya evaluasi terhadap direksi dan dewan komisaris sebagai langkah awal restrukturisasi total.
Menurutnya, bank perlu menyusun Rencana Penyehatan Keuangan, mempercepat reformasi internal, dan mengaktifkan pengawasan pemilik saham.
“Pemegang saham jangan diam, arahkan langkah penyelamatan agar bank kembali sehat,” kata Rahmatulloh dalam pernyataan resmi.
Rahmatulloh juga menyarankan bank meningkatkan komunikasi dengan OJK dan menghadirkan produk syariah yang inovatif dan relevan.
“Kalau pemegang saham tetap acuh, kinerja BPRS-CM akan runtuh, kepercayaan publik lenyap, dan status pengawasan kembali diberlakukan,” tutupnya. (red)