CILEGON, BANTENHUB.ID – Puluhan orang tua murid mendatangi Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kota Cilegon, Rabu siang, 25 Juni 2025.
Mereka kecewa karena anak atau keponakan mereka tidak lolos Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMP tanpa alasan yang jelas, padahal memenuhi kriteria.
Tujuan mereka adalah untuk menyampaikan langsung keluhan kepada Wali Kota Cilegon, Robinsar.
Meski tidak bertemu langsung, mereka akhirnya diterima untuk audiensi di Aula Setda II oleh Asisten Daerah I Bambang Hario Bintan dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, Suhanda.
“Anak saya nilainya bagus dan rumah kami dekat dengan SMPN 3 Grogol. Tapi justru tidak lolos. Sementara teman-temannya yang rumahnya lebih jauh malah diterima,” kata Deki Jaya, salah satu orang tua yang hadir.
Ia juga mengaku kecewa karena saat mendatangi kantor Dindikbud dan sekolah, tidak ada pihak yang mau memberikan penjelasan.
“Seolah tertutup, kami bingung harus mengadu ke mana lagi,” tambahnya.
Keluhan juga datang dari orang tua lainnya yang menyoroti dugaan peserta ‘siluman’ dalam daftar siswa lolos di SMPN 11 Warnasari.
“Tiba-tiba saja muncul nama-nama yang tidak terlihat dalam daftar pendaftaran online, tapi dinyatakan lolos,” ujar seorang ibu yang enggan disebutkan namanya.
“Banyak yang seperti itu,” sambungnya.
Dindikbud Akui Kemungkinan Kesalahan Sistem
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dindikbud Cilegon, Suhanda, menyatakan pihaknya telah mencatat semua aspirasi dari para orang tua yang hadir dan akan mengecek ulang data mereka.
“Kami sudah data siapa saja yang hadir dan akan cek kembali di sistem. Kalau memang ada kesalahan, pasti kami perbaiki,” ujarnya.
Suhanda tidak menampik adanya kemungkinan kesalahan teknis dalam sistem SPMB yang membuat siswa dengan jarak rumah lebih dekat justru tidak lolos.
Evaluasi menyeluruh pun akan dilakukan.
“Kita akan cek kenapa bisa terjadi seperti itu. Kalau terbukti ada kesalahan sistem, tentu akan kami benahi,” tegasnya.
Terkait tenggat waktu proses SPMB yang berakhir pada 1 Juli, Suhanda menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan penambahan waktu, terutama untuk pemberkasan.
“Kalau anak-anak ini memang berhak diterima dan belum masuk, kami akan minta kebijakan penambahan waktu pemberkasan sebelum tanggal 1,” katanya.
Ia juga menyinggung jalur prestasi yang kuotanya belum penuh.
Meski pendaftaran resmi telah ditutup pada 22 Juni, Suhanda menyebut peluang itu belum sepenuhnya tertutup, tergantung hasil koordinasi dengan pimpinan dan kementerian.
“Kalau memang perlu dibuka kembali, itu bukan wewenang daerah saja. Harus ada koordinasi lebih lanjut,” jelasnya.
Menurutnya, sistem SPMB di Cilegon berbeda dengan daerah seperti Yogyakarta yang membuka jalur secara bertahap.
Di Cilegon, empat jalur dibuka secara serentak.
“Semua jalur dibuka bersamaan dari 19 sampai 22 Juni, dan hasilnya diumumkan serentak. Ini juga bisa jadi faktor munculnya berbagai keluhan,” terangnya.
Meski belum bisa memastikan kapan evaluasi selesai, Suhanda menegaskan data siswa yang belum diterima sudah dikantongi dan akan segera dilaporkan ke pimpinan. (red)