BANTENHUB.ID, CILEGON – SDN Cipaot di Kelurahan Bagendung, Kota Cilegon, tengah menghadapi kondisi yang memprihatinkan.
Sekolah ini harus menampung 415 siswa hanya dengan delapan ruang kelas aktif.
Padahal, idealnya dibutuhkan 14 ruang kelas untuk bisa menjalankan sistem pembelajaran secara normal, tanpa harus dibagi shift pagi dan siang.
“Setiap kelas sekarang diisi sekitar 35 anak, bahkan ada yang sampai 40. Idealnya satu kelas itu maksimal 28 siswa,” kata Suparman, guru kelas 6B.
Berdasarkan aturan, batas maksimal siswa per kelas memang 28 orang.
Meski ada toleransi untuk daerah padat penduduk seperti Bagendung, kondisi di SDN Cipaot sudah jauh dari kata ideal.
Sekolah ini seharusnya memiliki setidaknya 12 hingga 14 rombongan belajar, tapi hanya bisa menampung delapan.
Kepala Sekolah SDN Cipaot, Siti Rositoh, menyebut banyak orang tua ingin menyekolahkan anaknya di sana.
Namun, daya tampung yang terbatas membuat pihak sekolah harus menolak puluhan calon siswa setiap tahun.
“Tahun lalu pendaftarnya 120, tapi yang bisa diterima cuma 80. Tahun ini pun kami hanya bisa terima dua rombel baru dengan 70 siswa,” jelasnya.
Masalah tak berhenti di ruang kelas. Fasilitas lain pun sama buruknya.
Untuk lebih dari 400 siswa, SDN Cipaot hanya memiliki satu toilet. Satu lagi tersedia untuk guru.
Anak-anak harus antre panjang setiap hari hanya untuk buang air.
“Idealnya kami punya 14 toilet. Sekarang cuma dua, itu pun satu untuk siswa, satu untuk guru,” tambah Suparman.
Lebih parah lagi, SDN Cipaot bahkan belum punya ruang guru.
Para pengajar harus berbagi ruangan dengan staf dan kepala sekolah, mereka menggunakan ruang kelas untuk mengerjakan administrasi.
Meski sekolah memiliki lahan untuk pengembangan, dan survei sudah dilakukan, hingga kini belum ada tindak lanjut konkret dari pemerintah.
Rositoh berharap ada solusi nyata, entah itu penambahan ruang kelas, pembangunan toilet, atau bahkan pendirian SD Cipaot 2.
“Tanahnya sudah ada, tinggal eksekusi. Tapi sampai sekarang belum jalan juga,” ujarnya. (red)
Leave a Reply