CILEGON, BANTENHUB.ID – Pak RT semprul yang diduga intip ibu cantik di Kecamatan Cilegon resmi mundur.
Surat pengunduran Pak RT semprul sudah diterima pihak kelurahan dan menjadi awal dari proses pemilihan ulang pemimpin lingkungan setempat.
Eha Nursoleha, lurah di Kecamatan Cilegon yang menangani kasus ini, membenarkan hal tersebut.
Katanya, R, si Ketua RT, telah dipanggil untuk dimintai keterangan, dan dalam pertemuan itu ia menyerahkan surat pengunduran diri.
“Yang bersangkutan sudah kami panggil, dan sudah mengirimkan surat pengunduran diri,” ujar Eha, Jumat 13 Juni 2025.
Sebagai tindak lanjut, pihak kelurahan menerbitkan surat penting bernomor: 140 / 51 / Pembitum.
Surat itu memuat instruksi pemilihan ulang Ketua RT, sesuai dengan Perwal Nomor 73 Tahun 2022 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan.
Pemilihan ulang ini akan dilaksanakan oleh panitia yang diketuai langsung oleh Ketua RW,.
Itu melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai sekretaris serta beberapa anggota lainnya.
Panitia diberi batas waktu hingga 26 Juni 2025 untuk menyelenggarakan proses pemilihan.
Baik melalui musyawarah maupun pemungutan suara jika mufakat tidak tercapai.
Langkah ini diambil menyusul desakan warga yang menginginkan pemimpin baru di lingkungan mereka.
Ini pasca mencuatnya insiden dugaan pengintaian oleh Ketua RT terhadap salah satu warganya.
Geger Kasus Pengintaian
Kasus ini pertama kali mencuat pada Rabu pagi, 28 Mei 2025.
Warga dikejutkan dengan rekaman CCTV yang memperlihatkan sosok pria berada di atas area kamar mandi.
Aksi tersebut terjadi sekitar pukul 06.13 WIB dan diketahui oleh suami korban yang saat itu bersiap memulai hari.
Teriakan spontan dari dalam rumah sontak membuat pelaku kabur menuruni atap dan melompat ke rumah sebelah.
Dalam rekaman CCTV milik Ketua RW, sosok pelaku tampak jelas, itu adalah Pak RT.
Warga semakin geram karena dalam rapat darurat yang dihadiri pihak kelurahan, Babinkamtibmas, Ketua RW, hingga istri pelaku, alasan yang disampaikan R dianggap mengada-ada.
Ia berdalih tengah mencari anak kucing, meski posisinya saat itu justru tepat menghadap ke arah kamar mandi rumah korban.
Istri R sendiri sempat menangis dalam rapat tersebut dan meminta agar aib suaminya tidak disebarluaskan.
Namun warga sudah kehilangan simpati, terlebih setelah muncul dugaan bahwa ada korban lain dari perilaku serupa.
Kehilangan Kepercayaan Warga
Meski R telah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya, warga tetap bersikeras agar ia turun dari jabatan.
Bagi mereka, tindakan itu telah merusak kepercayaan terhadap lembaga RT yang semestinya menjadi pelindung masyarakat paling dasar.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini dianggap selesai hanya dengan surat pernyataan. Jabatan Ketua RT adalah amanah publik, bukan jabatan pribadi,” ujar seorang warga.
Pihak kelurahan pun menyadari bahwa kasus ini tak bisa dibiarkan tanpa langkah tegas.
Lurah Eha menegaskan bahwa RT adalah bagian dari sistem pemerintahan paling bawah.
Jika terbukti melanggar norma sosial maupun etika, maka sanksi pemberhentian bukanlah hal yang berlebihan.
Pemilihan Baru, Harapan Baru
Kini warga menanti proses pemilihan ulang Ketua RT yang lebih transparan dan bermartabat.
Mereka berharap panitia benar-benar menyaring calon yang tidak hanya aktif, tapi juga berintegritas.
“Kami ingin Ketua RT yang benar-benar bisa dipercaya, bukan hanya hadir saat ronda atau pembagian bantuan, tapi juga punya moral,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat. (red)
Leave a Reply