BANTENHUB.ID, CILEGON – Perjuangan membangun Pelabuhan Warnasari tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Di balik belum terealisasinya proyek Pelabuhan Warnasari ini, ternyata PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) diam-diam sudah puluhan kali melakukan lobi dan koordinasi ke kementerian pusat di Jakarta.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT PCM, Mohammad Willy.
Ia mengatakan bahwa timnya secara konsisten terus mendorong percepatan realisasi Pelabuhan Warnasari, yang dinilai strategis bagi masa depan logistik dan perekonomian Kota Cilegon.
“PCM nggak pernah surut. Dua minggu lalu kami kembali ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri. Itu bukan yang pertama. Sudah sering,” ujarnya.
Menurut Willy, masalah utama yang menghambat percepatan proyek Pelabuhan Warnasari adalah status lahan.
Di mana Hak Pengelolaan Lahan (HPL) berada di tangan Pemkot Cilegon, sementara PT PCM hanya memegang Hak Guna Bangunan (HGB).
“Izin dan akses menjadi tanggung jawab pemilik HPL. Investor pun bertanya-tanya, izinnya bagaimana? Aksesnya seperti apa? Semua harus jelas,” tegasnya.
Meski begitu, PCM disebut tetap semangat mengejar legalitas dan verifikasi demi menarik investor untuk Pelabuhan Warnasari.
Bahkan, PCM rela bolak-balik ke kementerian agar proyek ini tidak mangkrak begitu saja.
Willy juga menambahkan bahwa semangat dari Wali Kota Cilegon terhadap Pelabuhan Warnasari sangat tinggi.
Namun hal itu harus dibarengi dengan dukungan dari semua pihak.
“Kalau cuma Pak Wali yang semangat, sulit. Harus ada dukungan tim. Mau bentuk tim atau tidak, itu cuma metode. Intinya: satu visi,” ungkapnya.
PCM saat ini tetap fokus menjalankan bisnis inti seperti pemanduan dan penundaan kapal, yang kinerjanya kini dinilai positif.
Menurut Willy, banyak pelabuhan lain di Indonesia juga bisa maju karena orientasi mereka murni pada aspek bisnis, bukan semata soal perizinan.
“Kalau semuanya mikirin izin duluan, ya nggak maju-maju. Harus ada terobosan, harus ada keberanian,” pungkasnya. (red)