BANTENHUB.ID, CILEGON – Dinas Tenaga Kerja atau Disnaker Kota Cilegon mencatat ada ratusan warga Cilegon yang tertarik untuk mencari kerja di luar negeri.
Ratusan warga Cilegon ini betul-betul fokus untuk mencari kerja diluar negeri, meskipun di Kota Cilegon masih ada kesempatan kerja.
Disnaker Kota Cilegon mencatat, sedikitnya ada 332 warga Kota Cilegon telah diterima sebagai Pekerja Migran Indonesia atau PMI di luar negeri.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Hidayatullah mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke Disnaker Kota Cilegon ada ratus warga Cilegon yang menjadi pahlawan devisa.
“Terkait penempatan luar negeri data yang ada di kami per November 2024, sudah 332 warga Cilegon yang ada di luar negeri,” katanya belum lama ini.
Tidak hanya itu, kata pria yang akrab disapa Dayat, itu mengungkapkan nanti pada tahun depan sudah ada 637 warga Cilegon yang akan mengikuti program PMI.
“Dan yang akan ikut program luar negeri di 2025 itu 637, ini para pencaker luar negeri yang masih Fress graduation yang masih muda,” bebernya.
Dayat mengungkapkan alasan warga Cilegon yang mengikuti program PMI itu di Disnaker.
Itu bukan karena di Kota Cilegon sulit mencari pekerjaan, melainkan karena mereka mencari pendapatan lebih tinggi.
“Ketika mereka kita tanyakan kenapa ikut program luar negeri, banyak yang mengatakan ingin mendapatkan gaji lebih tinggi,” ungkapnya.
“Gaji di luar negeri itu minimal 10 juta, terendah di Malaysia 15 juta, kalau Jepang Korea, itu tembus 20-30 juta, tergantung jenis pekerjaannya,” tambahnya.
Kata Dayat itulah beberapa alasan kenapa warga Kota Cilegon banyak yang ingin mengikuti program PMI.
“Atas dasar itu banyak sekali yang minat, tinggal pemerintah memfasilitasi bahasa negara tujuan yang bekerja sama dengan perusahaan penempatan ke luar negeri,” tuturnya.
Masih kata Dayat, warga Kota Cilegon yang menjadi PMI itu merupakan fresh graduate atau baru lulus sekolah.
Berdasarkan data, ada beberapa negara tujuan seperti Jepang, Korea, Jerman, Hongkong, Taiwan, dan negara lainnya.
“Negara tujuan yang paling banyak itu kalau G to G itu 3 negara yang paling banyak Jepang, Korea, Jerman, sementara diluar G to G itu ada Malaysia ada Hongkong, ada Taiwan, banyak negara lainnya,” tuturnya.
“Mereka rata-rata bekerja formal, perkebunan, bandara, manufaktur, dan jelas bukan pembantu rumah tangga, semuanya formal yang masuk ke data kita karena itu data dari sisko dari P2MI,” tambahnya.
Terakhir, kata Dayat, warga Cilegon yang menjadi PMI, itu bukan berarti sulit mencari pekerjaan di Kota kelahiran, melainkan ingin mencari pengalaman yang lebih di negara tetangga.
“Adapun mereka ingin bekerja ke luar negeri bukan karena sulit bekerja di Cilegon, artinya ini pilihan kami juga tidak memaksa dan tidak meminta, mereka datang sendiri ke Disnaker mendaftar agar difasilitasi,” pungkasnya. (red)
Ratusan Warga Cilegon Mencari Kerja di Luar Negeri

Leave a Reply