BANTENHUB.ID, CILEGON – Coretan-coretan yang menghiasi dinding Kantor Wali Kota Cilegon belum lama ini menimbulkan perdebatan hangat di tengah publik.
Aksi vandalisme yang dilakukan sekelompok mahasiswa itu awalnya diklaim sebagai bentuk penyampaian aspirasi.
Namun kini, sejumlah kalangan mulai mempertanyakan, apakah ini murni suara mahasiswa, atau ada pihak yang bermain di balik layar?
Wakil Ketua Karang Taruna Kota Cilegon, Deni Hidayat, menilai tindakan tersebut sudah melenceng dari semangat intelektualisme yang seharusnya dijunjung tinggi oleh mahasiswa.
“Aspirasi adalah hak, tapi jangan dengan cara merusak. Mahasiswa adalah agen perubahan, bukan pelaku perusakan,” tegas Deni saat memberi pernyataan pada Selasa 29 April 2025.
Ia menilai aksi yang digelar masih terlalu dini untuk menilai kinerja pemerintahan yang baru berjalan dua bulan.
Deni juga menyebut, Wali Kota Robinsar dan Wakil Wali Kota Fajar justru sedang berjibaku menyelesaikan masalah warisan pemerintahan sebelumnya, mulai dari utang ratusan miliar hingga tunggakan honor pegawai.
“Mereka tidak tinggal diam. Justru dalam waktu singkat, mereka turun langsung menata ulang. Ini kerja nyata, bukan pencitraan,” ungkapnya.
Deni pun menyoroti sindiran yang menyebut Robinsar sebagai “Wali Kota Medsos”.
Menurutnya, label itu terkesan mengada-ada di tengah era digital saat ini.
“Kalau ada pemimpin aktif di media sosial, itu namanya transparansi dan komunikasi. Justru patut diapresiasi, bukan disindir,” katanya.
Hal yang menarik, Deni membuka kemungkinan adanya aktor tertentu yang sengaja memanfaatkan keresahan mahasiswa demi tujuan politik.
Ia meminta para mahasiswa agar tidak mudah diperalat oleh pihak yang punya agenda tersembunyi.
“Ini yang perlu diwaspadai. Jangan sampai semangat kritis mahasiswa malah dimanfaatkan pihak yang ingin menggoyang pemerintahan sah. Kita butuh stabilitas, bukan kegaduhan,” tutupnya. (red)
Leave a Reply