BANTENHUB.ID, CILEGON – Semangat baru membuncah di Kota Cilegon pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 yang berlangsung Minggu 27 April 2025.
Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Cilegon, Wali Kota Robinsar dan Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah sama-sama mengobarkan semangat baru untuk membawa Cilegon menjadi kota juara, mandiri, dan lebih hebat di masa depan.
Wali Kota Robinsar mengusung tema “Jujur dalam Berkarya, Amanah dalam Mengabdi, Religius dalam Hati, Juara dalam Melayani” sebagai napas baru dalam perjalanan pemerintahannya.
Ia menegaskan bahwa tema ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan prinsip hidup yang akan dijalankan dalam setiap kebijakan dan tindakan.
“Sebagai pemimpin baru, saya dan Wakil Wali Kota Fajar Hadi Prabowo berkomitmen bekerja cepat, responsif, dan efektif melalui program 100 Hari Kerja,” ujar Robinsar di hadapan jajaran DPRD, Forkopimda, serta para tamu undangan.
Robinsar menjelaskan bahwa program 100 Hari Kerja difokuskan untuk memberikan dampak nyata kepada masyarakat, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Ia tidak menutupi bahwa Cilegon masih dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari pengangguran, keterbatasan infrastruktur, hingga pelayanan kesehatan dan pendidikan yang perlu ditingkatkan.
Menurut Robinsar, semua tantangan tersebut adalah pengingat bahwa perjalanan pembangunan belum selesai.
Oleh karena itu, filosofi “Juara” (Jujur, Amanah, Religius-red) harus menjadi fondasi dalam menjalankan pemerintahan.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Pemerintah, DPRD, dunia usaha, organisasi masyarakat, hingga masyarakat luas harus bergandengan tangan untuk mempercepat pembangunan Cilegon.
“DPRD adalah mitra utama kami. Dukungan, masukan, dan kritik konstruktif sangat kami harapkan agar program-program kami benar-benar tepat sasaran dan membawa manfaat besar bagi masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah dalam pidatonya memberikan suntikan semangat dan pandangan strategis.

Menurut Dimyati, ulang tahun adalah momentum untuk introspeksi dan memperkuat tekad membangun kota yang lebih baik.
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena di dalamnya banyak pelajaran berharga,” ujar Dimyati, mengingatkan pentingnya prinsip “jas merah” yang diwariskan para pendiri bangsa.
Ia mengibaratkan pemerintah seperti sebuah perusahaan, di mana rakyat adalah pemegang saham yang berhak mendapatkan kesejahteraan sebesar-besarnya.
Dimyati menekankan perlunya inventarisasi seluruh persoalan di Cilegon, mulai dari pengangguran, pendidikan, kesehatan, hingga reformasi birokrasi.
Ia juga mengingatkan bahwa tahun 2025 harus menjadi momentum efisiensi.
Semua pihak harus memperbaiki perencanaan, meningkatkan pelayanan publik, dan mempererat sinergi tanpa ego sektoral.
“Tidak mungkin wali kota dan wakil wali kota bekerja sendiri. Harus ada sinergi, harus ada kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan penuh dari provinsi,” katanya.
Dalam pidato yang mengalir santai namun sarat makna, Dimyati mengajak seluruh elemen untuk belajar dari kesuksesan negara kecil seperti Singapura yang mampu maju pesat meski memiliki keterbatasan wilayah.
“Kalau Singapura bisa, insya Allah Cilegon juga bisa. Asal ada kerja sama tanpa ego sektoral,” serunya penuh optimisme.
Menutup sambutannya, Dimyati mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan.
“Tidak hanya di hadapan rakyat, tetapi juga di hadapan Tuhan,” tutupnya. (red)
Leave a Reply