BANTENHUB.ID – Dua pusaka Baduy hilang secara misterius dari kawasan Arca Domas, menimbulkan keresahan dan duka mendalam bagi masyarakat adat Kanekes.
Diduga dua pusaka Baduy hilang dicuri orang bayaran atas perintah jenderal, mengganggu tatanan adat dan keyakinan spiritual warga.
Cawan pusaka raib lebih dulu tahun 1980, kemudian disusul hilangnya kujang sakral sembilan tahun setelah kejadian pertama itu.
Keduanya berasal dari Hutan Larangan, wilayah suci yang dijaga ketat oleh kepercayaan dan aturan adat turun-temurun Baduy.
Majalah Tempo pernah memuat laporan menggemparkan berjudul “Kujang lenyap, bencana datang” pada edisi 20 Januari 1990 silam.
Bencana
Setelah pusaka hilang, banjir merendam wilayah, Sungai Ciujung meluap, dan kampung Cibeo dilanda kebakaran hebat tak lama berselang.
Warga Baduy yakin peristiwa bencana itu merupakan bentuk murka alam dan teguran leluhur atas kelalaian menjaga pusaka warisan.
Ki Jalceu menyebut pencurian cawan sakral adalah kegagalan besar masyarakat adat dalam menjaga amanah Ratu Banten.
Pusaka dianggap sebagai pelindung bencana dan simbol ilmu hidup yang diwariskan langsung oleh kekuatan Sanghyang Kersa.
Baresan Salapan
Puun Sadi mengutus Baresan Salapan (sembilan orang utusan pilihan-red) untuk menelusuri jejak pusaka yang telah raib dicuri.
Dengan berjalan kaki, rombongan tersebut menempuh perjalanan panjang dari pedalaman Banten menuju pusat kekuasaan di Jakarta.
Setibanya di ibu kota, mereka tertahan di rumah dinas jenderal yang dijaga ketat, gagal bertemu dan menyampaikan misi suci.
Kujang yang hilang sebelumnya tertancap pada batu sakral di Arca Domas, tempat berlangsungnya ritual muja setiap tahun.
Batu-batu di lokasi tersebut menyerupai bentuk hewan dan dianggap sebagai media penghubung antara dunia manusia dan gaib.
Ritual muja dipimpin Puun dan Bares Kolot, dan setiap tahunnya dipercaya akan ada satu nyawa peserta yang dikorbankan.
Sang Jenderal
Puun Yasih mengungkap ciri-ciri pencuri, yakni orang tinggi dari timur, berilmu gagah, berambut kelabu, kini sudah wafat.
Pencuri hanyalah perantara, sebab sang pemberi perintah telah berpangkat jenderal sejak tahun 1989 dan masih misterius.
Kini masyarakat masih berharap dua pusaka Baduy hilang dapat dikembalikan sebelum malapetaka yang lebih besar kembali terjadi. (red)