Dalam dunia politik yang sering terkesan kaku dan berjarak, kehadiran pemimpin yang tetap membumi adalah hal yang langka sekaligus berharga.
Salah satu figur yang menunjukkan nilai tersebut adalah Fajar Hadi Prabowo, Wakil Wali Kota Cilegon.
Sebagai putra Ketua Umum PPP Mardiono, Fajar membuktikan bahwa jabatan tinggi tidak menghalangi seseorang untuk tetap rendah hati dan menghormati sesama.
Salah satu momen menarik yang mencerminkan gaya kepemimpinannya terjadi saat ia bersama Wali Kota Cilegon Robinsar dan rombongan protokoler hendak menghadiri Paripurna Penyampaian Laporan Hasil Reses II pada pembukaan Sidang III 2025 DPRD Kota Cilegon.
Karena waktu yang mendesak, mereka harus menyeberang jalan protokol dengan langkah cepat, bahkan berlari kecil.
Namun, ada satu hal sederhana yang membuat Fajar Hadi Prabowo menonjol di tengah kesibukan itu.
Saat menyeberang, ia membungkukkan badan dan mengangkat tangannya ke arah pengendara—sebuah isyarat maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Gestur ini mungkin tampak sepele, tetapi sarat makna.
Ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan bukti bahwa kepemimpinan sejati lahir dari sikap menghargai orang lain, sekecil apa pun interaksinya.
Di era ketika banyak pemimpin sibuk membangun citra formal dan menjaga jarak dengan rakyat, sikap humble seperti ini justru menjadi nilai lebih.
Kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan dan wewenang, tetapi juga soal bagaimana seseorang bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
Fajar Hadi Prabowo menunjukkan bahwa menjadi pemimpin tidak harus kehilangan sisi kemanusiaan.
Gestur kecilnya adalah cerminan kepemimpinan yang berkelas—bukan karena kekuasaan, tetapi karena sikapnya yang tetap menghormati orang lain.
Sebuah teladan yang membuktikan bahwa pemimpin hebat adalah mereka yang selalu punya tempat untuk kerendahan hati. (***)
Leave a Reply