BANTENHUB.ID, CILEGON – RSUD Cilegon siap jadi rumah sakit modern, dimana fasilitas anyar yang tengah dibangun, yaitu gedung Medical Center, diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan kesehatan di Kota Baja.
Namun di balik semangat RSUD Cilegon siap jadi rumah sakit modern, proyek ini justru menghadapi tantangan besar dan tantangannya tidak main-main.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon, Fauzi Desviandy, menyampaikan bahwa proyek pembangunan dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama telah rampung hingga akhir Desember 2024 dan kini memasuki masa pemeliharaan sampai Juni 2025.
Namun, kelanjutan ke tahap kedua masih terhambat akibat minimnya anggaran.
“Total kebutuhan anggaran di tahap 2 ini mencapai Rp58 miliar, tapi yang tertulis di DPA sekitar Rp28 miliar. Dengan angka itu, informasi dari rumah sakit menyebut hanya cukup untuk membangun hingga lantai dua,” katanya.
“Padahal rencananya ada enam lantai, termasuk IGD, kamar operasi, rooftop kantin, dan fasilitas pendukung lainnya,” tambah Fauzi disela – sela kunjungan Komisi II DPRD Kota Cilegon ke lokasi proyek, Kamis 10 April 2025.

Fauzi menambahkan, kondisi pembangunan yang belum tuntas ini sudah berdampak langsung pada pelayanan kesehatan.
Empat gedung lama yang dibongkar untuk memberi ruang pembangunan baru menyebabkan berkurangnya kapasitas tempat tidur pasien.
“Sekarang hanya tersedia 204 tempat tidur. Padahal sebelumnya lebih dari 240. Akibatnya, banyak masyarakat mengeluh sulit mendapat kamar rawat. IGD pun sering penuh, dan antrean pasien jadi panjang,” ungkapnya.
Komisi II DPRD, lanjut Fauzi, akan mendorong agar proyek RSUD ini dijadikan prioritas utama dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan pembentukan panitia khusus (pansus).
“Kami akan kawal agar ini tidak berhenti di angka Rp28 miliar. Jika perlu dilakukan realokasi atau penambahan anggaran, itu harus jadi pembahasan serius. Pelayanan kesehatan adalah kebutuhan mendasar yang tidak boleh ditunda,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Cilegon, dr. H. Lendy Delyanto, MARS, membenarkan bahwa anggaran yang tersedia saat ini belum cukup untuk menyelesaikan pembangunan secara menyeluruh.
“Kalau dananya tetap seperti sekarang, kami hanya bisa membangun sampai lantai dua. Sementara rencana besar kami mencakup enam lantai, lengkap dengan sistem gas medis, pengolahan limbah, hingga rooftop kantin. Semua itu sangat penting untuk meningkatkan mutu layanan,” jelas dr. Lendy.
Ia pun berharap agar proses lelang untuk tahap kedua bisa dilakukan pada Mei 2025.
Dengan begitu, pembangunan dapat dilanjutkan pertengahan tahun ini.
Namun jika tidak ada kejelasan tambahan anggaran, penyelesaian proyek bisa molor hingga 2026 atau lebih lama.
“Ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal bagaimana kami bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Kami sangat berharap dukungan dari pemerintah dan DPRD bisa segera diwujudkan secara konkret,” pungkasnya. (red)
Leave a Reply