BANTENHUB.ID, CILEGON – Wali Kota Cilegon Robinsar menegaskan bahwa keterbatasan lahan pertanian tidak akan menghentikan upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Meski hanya memiliki sekitar 1.100 hektare lahan pertanian aktif, Pemkot Cilegon punya strategi jitu, memaksimalkan panen hingga tiga kali setahun.
“Sejak dulu kita belum bisa penuhi kebutuhan beras sendiri. Cilegon ini daerah konsumtif, jadi masih bergantung dari luar. Tapi sekarang, lahan yang terbatas ini harus bisa kita maksimalkan,” ujar Robinsar disela-sela acara Gerakan Tanam Bersama Padi di Kota Cilegon yang digelar di Kubang Lesung, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, Kamis 8 Mei 2025.
Langkah konkret mulai dijalankan. Intensifikasi pertanian digencarkan, tanpa perlu perluasan lahan.
“Kami targetkan mayoritas lahan bisa panen sampai tiga kali dalam setahun. Ini penting agar kebutuhan beras warga bisa tercukupi,” tegasnya.
Stok Aman, Tapi Produksi Harus Ditingkatkan
Menurut Robinsar, stok beras nasional masih terjaga di gudang Bulog.
Namun di tingkat masyarakat, ketersediaan mulai terasa menipis.
Ia menilai akar persoalannya terletak pada keterbatasan lahan dan tingginya tekanan industri terhadap ruang pertanian.
“Masalahnya bukan di stok Bulog, tapi di lapangan. Kita harus pintar-pintar mengatur ruang. Jangan sampai pertanian tergusur oleh industri,” jelasnya.
Pemkot pun akan meninjau ulang tata ruang wilayah.
“Kita evaluasi ruang tata kota. Jangan sampai lahan pertanian makin tergerus hanya karena investasi,” tambahnya.
Modernisasi Alat dan Solusi Harga Gabah
Robinsar turut menyampaikan aspirasi petani soal lambatnya proses panen.
Sebagai solusi, pemerintah akan menghadirkan alat pertanian modern seperti combine harvester dan power thresher.
“Selama ini petani kita masih kerja manual. Kita bantu dengan alat agar panen lebih cepat, efisien, dan hasilnya maksimal,” ujarnya.
Soal harga gabah, Robinsar mengakui adanya standar Rp6.500 per kilogram.
Namun di lapangan, petani kerap menjual di bawah harga standar karena tekanan kebutuhan modal cepat.
“Mereka terpaksa jual ke tengkulak. Ini yang ingin kita ubah. Kita bantu petani agar bisa langsung akses pembiayaan dari BPS, tanpa harus tergantung tengkulak,” jelasnya.
Presiden Dijadwalkan Pantau Langsung
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Ridwan, menambahkan bahwa program Luas Tambah Tanam (LTT) terus digenjot untuk mengejar target panen tiga kali setahun.
Gerakan ini dilakukan berkesinambungan di berbagai wilayah.
“Setelah satu wilayah panen, kita langsung lanjut ke wilayah lainnya. Targetnya bisa tanam dan panen tiap bulan,” ujar Ridwan.
Ia menyebut, sekitar 80 persen hasil panen di Cilegon dikonsumsi sendiri oleh petani, sementara sisanya baru diserap oleh Bulog.
Untuk memastikan program berjalan efektif, pengawasan ketat juga dilakukan.
Bahkan, tenaga ahli dari Kementerian Pertanian turun langsung ke lapangan.
“Kementan sudah kirim tim ke sini. Mereka pantau langsung kegiatan hari ini,” ungkap Ridwan.
Ia juga menyampaikan bahwa gerakan serupa akan digelar serentak secara nasional pada 15 Mei mendatang, dan rencananya bakal dipantau langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Yang sudah siap, langsung kita laksanakan. Setelah itu, kita perluas lagi ke wilayah lainnya,” pungkasnya. (red)